Kamis, 14 Oktober 2010

CARA PRAKTIS BUDIDAYA KELINCI

Kelinci merupakan hewan yang tidak asing lagi bagi kalangan pecinta hewan kesayangan. Bukan saja sekedar hobi, kelinci merupakan hewan yang mempunyai kemampuan pertumbuhan yang cepat bila dibandingkan dengan ternak lainnya. Kelinci dapat melahirkan anak 6 - 8 ekor sekali melahirkan, sehingga menjadi salah satu ternak penghasil daging yang potensial. Disamping itu kelinci merupakan hewan multi guna, karena hampir keseluruhannya dapat dimanfaatkan dengan nilai ekonomis yang menarik, jika dilakukan secara konsepsional.

Kandang dan Perlengkapannya
Perkembangan dan perlengkapan beternak kelinci sangat tergantung pada kondisi, situasi dan modal usaha peternak. Namun bentuk dan ukuran kandang yang akan dibangun sebaiknya memperhatikan dalam kemudahan bekerja. Sistem perkandangan yang akan baik dan tepat adalah lambang kesehatan ternak, karena kesehatan sangat berpengaruh terhadap produktifitas ternak itu sendiri. Walaupun kelinci sangat mudah beradaptasi terhadap berbagai macam bentuk kandang yang disediakan, asalkan kondisinya memenuhi persyaratan kebutuhan hidup kelinci, apapun bentuknya yang penting memiliki ventilasi cukup baik, kandang harus kering dan lingkungan tenang.

Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu, maka jenis Anggora, American Chincilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedangkan untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.

Pemilihan bibit dan calon induk
Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu, jelas memilih bibit-bibit yang memiliki potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus memiliki sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.

Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama  yang perlu perhatian adalah pemberain pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.

Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda, kesehatan terganggu dan mortalitas anak tingg. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi atau sore hari, di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi setidaknya 2 (dua) kali perkawinan, setelah itu pisahkan kembali.

Proses Kelahiran
Setelah perkawinan, kelinci akan bunting selama 30 - 32 hari. Kebuntingan kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut betina setelah 14 hari perkawinan. bila terasa ada bola-bola kecil, berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran, induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat, dengan cara merongokkan bulu-bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi pada malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi antara 6 - 10 ekor

Pakan Kelinci
Kelinci termasuk ternak herbivora yaitu dapat mencerna serat secara baik, sehingga pakan kelinci hendaknya dipilih dari dedaunan atau hijauan yang berserat halus, misalnya : sayuran, daun turi, daun lobak, daun umbi-umbian, daun kubis, daun wortel, rumput jakotloseh.
Sedangkan untuk konsentrat dapat diberikan bekatul, bungkil tahu, bungkil kelapa, ampas tahu. Ketela pohon, wortel. Hijauan sebaiknya jangan diberikan dalam bentuk yang segar, tetapi dilayukan terlebih dahulu, untuk mengurangi kadar air dan mempertinggi kadar serat kasar, juga berguna untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menyebabiak kelinci mencret. Sebaiknya hijauan diberikan pada malam hari, pagi dan siang diberikan konsentrat.

Pemeliharaan

Sanitasi
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.

Pengontrolan Penyakit
Kelinci terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.

Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pemebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testitsnya.

Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan, rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daung kacang panjang. Biji-bijian sebagai pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahan berupa konsentrat  yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan di pagi hari sekitar pukul 10:00. Kelinci diberi pakan katul yang dicampur sedikit ari. Pukul 13:00 diberi rumput secukupnya dan pukul 18:00 rumput diberkan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.

Pemeliharaan Kandang

Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap hari dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus







Rabu, 29 September 2010

PAKAN TERNAK KELINCI

Pendahuluan
Kelinci merupakan ternak yang memiliki peluang usaha peternakan yang menjanjikan. Budidaya dan kebutuhan sarana cukup mudah, berkembangbiak dan tumbuh cepat dengan pakan sederhana (hijauan, limbah pertanian dan limbah pangan), dapat dipelihara dalam skala kecil, menengah dan besar. Kelinci masuk hewan herbivora atau pemakan hijauan, sehingga memerlukan serat kasar, meskipun tidak memiliki perut rumen (lambung ganda) seperti hewan ruminansia (sapi, kambing, domba, dll), juga termasuk hewan nocturnal (binatang malam), dimana pola makan sore/malam hari lebih banyak dibanding pagi atau siang hari.

Pakan
Pakan dapat dibedakan menjadi bahan pakan dan zat makanan. Bahan pakan adalah sesuatu yang dapat dimakan, dicerna dan tidak mengganggu kesehatan bagi kelinci. Sedangkan zat makanan adalah zat organik yang mempunyai sifat-sifat kimiawi dan merupakan komponen dari bahan pakan. Dalam budidaya ternak kelinc, pengetahuan akan bahan makanan apa saja yang cocok untuk kelinci dan zat apa saja yang paling dibutuhkan, murah,mudah dicari juga yang paling banyak tersedia di daerah tempat tinggalnya serta sudah barang tentu tergantung dari maksud tujuan pemberian bahan pakan dan zat tertentu bagi ternak kelinci tersebut.

Bahan Pakan
Bahan pakan yang diberikan pada kelinci terutama hijauan, ditambah dengan umbi-umbian, bji-bijian, katul. Bahan-bahan utama yang akan diberikan seyogyanya tersedia di daerah atau tempat dimana usaha budidaya ternak kelinci dilakukan.
  1. Hijauan sebagai pakan utama kelinci bisa dipilih dari tanaman yang cepat pertumbuhannya, sayuran/limbah pertanian yang kaya vitamin, protein dan mineral, misalnya : kangkung, adas, sawi, kubis, wortel daun tanaman kacang, daun kacang panjang, sangat besar peranannya bagi pertumbuhan kelinci. Hijauan berasal dari rumput sebaiknya dipilih jenis y ang batangnya lunak dan halus. Hijauan yang akan diberikan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu karena seringkkali hijauan yang masih segar apabila langsung diberikan dapat menyebabkan kelinci diare, kemudian kembung dan jika terlambat penanganannya dapat mengakibatkan kematian
  2. Umbi-umbian sebagai pakan pelengkap terutama unsur karbohidrat, mudah dicerna tetapi rendah kandungan protein, vitamin dan mineral. Umbi segar biasanya mempunyai kandungan air berkisar 60% - 95%. Jenis umbi yang bisa diberikan misalnya umbi rambat, umbi kayu/singkong, dll.
  3. Biji-bijian sebagai pakan penguat, terutama induk kelinci bunting atau menyusui. Jenis biji-bijian yang dapat diberikan misalnya : jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, sorghum, katul, bungkil kelapa, bungkil kacang, ampas tahu, ampas ketela, dll
Zat Makanan
Zat-zat makanan yang terkandung dalam bahan pakan yang diberikan dikenal juga sebagai nilai gizi, yaitu : vitamin, lemak, protein, karbohidrat, air, serat kasar, dll. Disamping jumlah, nilai gizi juga ikut menentukan sekali sebagai pakan dalam usaha ternak kelinci.
  • vitamin yang diperlukan, yaitu Vitamin B Kompleks, A, D dan E
  • sumber kebutuhan pokok speerti protein, karbohidrat, serta kasar dan lemak diperoleh dari pemberian hijauan, biji-bijian dan bahan pakan lainnya, katul, ampas tahu, ampas ketela, bungkil kedelai, tepung ikan, dll
  • sumber mineral dapat diperoleh dari pemberian garam dan tepung tulang yang kaya  unsur mineral Ca, P, Fe, Mg, dll
Pemakaian/Penggunaan Pakan Kelinci 
Jumlah pakan dan kebutuhan zat makanan untuk setiap jenis kelinci, pemberiannya disesuaikan menurut hal-hal sebagai berikut :
  • Jenis Kelinci : pedaging, hias, jenis kecil atau besar
  • Phase hidup atau tingkatan umur dan pertumbuhan : induk bunting/menyusui, pejantan, anakan, sapihan atau bakalan
Pakan kelinci sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan dan penting untuk diperhatikan oleh para peternak, antara lain :
  • Pakan harus cukup mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh kelinci, yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin
  • Pakan untuk anakan/sapihan/bakalan dan induk bunting/menyusui harus mengandung lebih banyak protein, mineral dan vitamin
  • Pakanyang diberikan harus baik, bersih dan jangan sampai ada yang rusak, misalnya busuk atau berjamur
  • Hindarkan hijauan yang basah oleh embun pagi atau bersuhu rendah, karena dapat menyebabkan sakit perut/kembung. Hijauan rumput dipilih yang lunak (kandungan lignin tinggi sulit dicerna, dapat melukai hidung, lidah dan alat pencernaan)
Pemberian pakan cukup seperlunya saja, jangan sampai berlebihan, asal tidak mengganggu pertumbuhan badan.

Jadwal pemberian pakan juga diusahakan waktunya tidak berubah-ubah, karena dapat menyebabkan kelinci terganggu pencernaannya

Pertimbangkan tujuan produksi, sehingga pakan yang diberikan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
  • Pakan harus mengnandung zat makanan yang cukup sesuai dengan tubuh kelinci
  • Pakan yang diberikan disukai ternak kelinci
  • Usahakan pakan berasal dari bahan pakan yang mudah didapat dan dapat tersedia terus menerus di tempat peternakan
  • Pakan sebaiknya mempunyai nilai ekonomi relatif kecil atau harganya murah tetapi dapat memenuhi kebutuhan standar kelinci
Penutup
Salah satu potensi biologis kelinci dari aspek nutrisi adalah memiliki kemampuan yang tinggi memanfaatkan hijauan dan limbah pertanian/limbah pangan sehigga biaya pakan relatif murah. Hal  yang tidak kalah penting, ternak kelinci bukan menjadi saingan manusia dalam arti jangan sampai sumber bahan makan yang seharusnya untuk konsumsi manusia dipakai sebagai pakan kelinci. Pakan dan pemberian zat makanan yang tepat akan menghasilkan perkembangan/pertumbuhan optimal ternak kelinci sesuai daya dukung lingkungan/agroekosistem melalui teknologi penyediaan pakan, pemilihan hijauan, bahan baku pakan dan formulasi pakan. Dengan memahami ini semua, maka ternak kelinci akan menjadi usaha yang memiliki prospek masa depan yang bagus.

--------------------------

Disampaikan pada : Pelatihan Budidaya Dan Pakan Kelinci, Kerjasama 'SIDODADI' dengan BAPPEDA Kota Salatiga, 11 Desember 2009
Penyaji : 
  • Drh. Lilik Isbanu (Praktisi Peternakan & Kesehatan Hewan, pendamping Cluster Kelinci 'SIDODADI' Kota Salatiga) 
  • K. Adi. S (Konsultan Pertanian & Peneliti Microorganition)