Rabu, 29 September 2010

PAKAN TERNAK KELINCI

Pendahuluan
Kelinci merupakan ternak yang memiliki peluang usaha peternakan yang menjanjikan. Budidaya dan kebutuhan sarana cukup mudah, berkembangbiak dan tumbuh cepat dengan pakan sederhana (hijauan, limbah pertanian dan limbah pangan), dapat dipelihara dalam skala kecil, menengah dan besar. Kelinci masuk hewan herbivora atau pemakan hijauan, sehingga memerlukan serat kasar, meskipun tidak memiliki perut rumen (lambung ganda) seperti hewan ruminansia (sapi, kambing, domba, dll), juga termasuk hewan nocturnal (binatang malam), dimana pola makan sore/malam hari lebih banyak dibanding pagi atau siang hari.

Pakan
Pakan dapat dibedakan menjadi bahan pakan dan zat makanan. Bahan pakan adalah sesuatu yang dapat dimakan, dicerna dan tidak mengganggu kesehatan bagi kelinci. Sedangkan zat makanan adalah zat organik yang mempunyai sifat-sifat kimiawi dan merupakan komponen dari bahan pakan. Dalam budidaya ternak kelinc, pengetahuan akan bahan makanan apa saja yang cocok untuk kelinci dan zat apa saja yang paling dibutuhkan, murah,mudah dicari juga yang paling banyak tersedia di daerah tempat tinggalnya serta sudah barang tentu tergantung dari maksud tujuan pemberian bahan pakan dan zat tertentu bagi ternak kelinci tersebut.

Bahan Pakan
Bahan pakan yang diberikan pada kelinci terutama hijauan, ditambah dengan umbi-umbian, bji-bijian, katul. Bahan-bahan utama yang akan diberikan seyogyanya tersedia di daerah atau tempat dimana usaha budidaya ternak kelinci dilakukan.
  1. Hijauan sebagai pakan utama kelinci bisa dipilih dari tanaman yang cepat pertumbuhannya, sayuran/limbah pertanian yang kaya vitamin, protein dan mineral, misalnya : kangkung, adas, sawi, kubis, wortel daun tanaman kacang, daun kacang panjang, sangat besar peranannya bagi pertumbuhan kelinci. Hijauan berasal dari rumput sebaiknya dipilih jenis y ang batangnya lunak dan halus. Hijauan yang akan diberikan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu karena seringkkali hijauan yang masih segar apabila langsung diberikan dapat menyebabkan kelinci diare, kemudian kembung dan jika terlambat penanganannya dapat mengakibatkan kematian
  2. Umbi-umbian sebagai pakan pelengkap terutama unsur karbohidrat, mudah dicerna tetapi rendah kandungan protein, vitamin dan mineral. Umbi segar biasanya mempunyai kandungan air berkisar 60% - 95%. Jenis umbi yang bisa diberikan misalnya umbi rambat, umbi kayu/singkong, dll.
  3. Biji-bijian sebagai pakan penguat, terutama induk kelinci bunting atau menyusui. Jenis biji-bijian yang dapat diberikan misalnya : jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, sorghum, katul, bungkil kelapa, bungkil kacang, ampas tahu, ampas ketela, dll
Zat Makanan
Zat-zat makanan yang terkandung dalam bahan pakan yang diberikan dikenal juga sebagai nilai gizi, yaitu : vitamin, lemak, protein, karbohidrat, air, serat kasar, dll. Disamping jumlah, nilai gizi juga ikut menentukan sekali sebagai pakan dalam usaha ternak kelinci.
  • vitamin yang diperlukan, yaitu Vitamin B Kompleks, A, D dan E
  • sumber kebutuhan pokok speerti protein, karbohidrat, serta kasar dan lemak diperoleh dari pemberian hijauan, biji-bijian dan bahan pakan lainnya, katul, ampas tahu, ampas ketela, bungkil kedelai, tepung ikan, dll
  • sumber mineral dapat diperoleh dari pemberian garam dan tepung tulang yang kaya  unsur mineral Ca, P, Fe, Mg, dll
Pemakaian/Penggunaan Pakan Kelinci 
Jumlah pakan dan kebutuhan zat makanan untuk setiap jenis kelinci, pemberiannya disesuaikan menurut hal-hal sebagai berikut :
  • Jenis Kelinci : pedaging, hias, jenis kecil atau besar
  • Phase hidup atau tingkatan umur dan pertumbuhan : induk bunting/menyusui, pejantan, anakan, sapihan atau bakalan
Pakan kelinci sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan dan penting untuk diperhatikan oleh para peternak, antara lain :
  • Pakan harus cukup mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh kelinci, yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin
  • Pakan untuk anakan/sapihan/bakalan dan induk bunting/menyusui harus mengandung lebih banyak protein, mineral dan vitamin
  • Pakanyang diberikan harus baik, bersih dan jangan sampai ada yang rusak, misalnya busuk atau berjamur
  • Hindarkan hijauan yang basah oleh embun pagi atau bersuhu rendah, karena dapat menyebabkan sakit perut/kembung. Hijauan rumput dipilih yang lunak (kandungan lignin tinggi sulit dicerna, dapat melukai hidung, lidah dan alat pencernaan)
Pemberian pakan cukup seperlunya saja, jangan sampai berlebihan, asal tidak mengganggu pertumbuhan badan.

Jadwal pemberian pakan juga diusahakan waktunya tidak berubah-ubah, karena dapat menyebabkan kelinci terganggu pencernaannya

Pertimbangkan tujuan produksi, sehingga pakan yang diberikan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
  • Pakan harus mengnandung zat makanan yang cukup sesuai dengan tubuh kelinci
  • Pakan yang diberikan disukai ternak kelinci
  • Usahakan pakan berasal dari bahan pakan yang mudah didapat dan dapat tersedia terus menerus di tempat peternakan
  • Pakan sebaiknya mempunyai nilai ekonomi relatif kecil atau harganya murah tetapi dapat memenuhi kebutuhan standar kelinci
Penutup
Salah satu potensi biologis kelinci dari aspek nutrisi adalah memiliki kemampuan yang tinggi memanfaatkan hijauan dan limbah pertanian/limbah pangan sehigga biaya pakan relatif murah. Hal  yang tidak kalah penting, ternak kelinci bukan menjadi saingan manusia dalam arti jangan sampai sumber bahan makan yang seharusnya untuk konsumsi manusia dipakai sebagai pakan kelinci. Pakan dan pemberian zat makanan yang tepat akan menghasilkan perkembangan/pertumbuhan optimal ternak kelinci sesuai daya dukung lingkungan/agroekosistem melalui teknologi penyediaan pakan, pemilihan hijauan, bahan baku pakan dan formulasi pakan. Dengan memahami ini semua, maka ternak kelinci akan menjadi usaha yang memiliki prospek masa depan yang bagus.

--------------------------

Disampaikan pada : Pelatihan Budidaya Dan Pakan Kelinci, Kerjasama 'SIDODADI' dengan BAPPEDA Kota Salatiga, 11 Desember 2009
Penyaji : 
  • Drh. Lilik Isbanu (Praktisi Peternakan & Kesehatan Hewan, pendamping Cluster Kelinci 'SIDODADI' Kota Salatiga) 
  • K. Adi. S (Konsultan Pertanian & Peneliti Microorganition)